No hate, NO love

Saturday 11 June 2016

Sajak lagi...

Mereka pelakar detik indah awal remajaku,
Mereka kebahagiaan tidak ternilai,
Aku tak mampu membayangkan mereka tiada,
Aku juga tak mampu untuk menafikan,
Tuhan itu sebaik-baik perancang.

Setiap saat gembira dirakam,
Agar tak hilang dilupakan,
Setiap saat duka aku mahupun mereka,
Air mata sama-sama dikesatkan,
Kerana itu,
Aku yakin  inilah persahabatan,
Sehingga mati pun,
Akan mereka ku panggil sahabat,
Hakikatnya, Tuhanlah sebaik-baik perancang.

Semakin kita dewasa,
Jalan mulai bercabang,
Realiti mulai terang,
Kaki kita tak lagi serentak,
Aku tidak lagi di sisi,
Namun mereka tetap sahabatku,
Bukankah pernah ku katakan,
Tuhanlah sebaik-baik perancang.


Saat aku melangkah ke jalanku,
Aku toleh dan mereka juga sama,
Kami terus melangkah,
Sehingga satu saat  aku toleh lagi,
Malangnya mereka kabur dari sini,
Aku cuba melangkah ke belakang,
Aku berlari dan berteriak,
Namun aku tak mampu,
Sepasang tangan gelap menghalangku,
Aku hilang dalam memori,
Aku patah mengenang lagi,

Tuhan, apakah rancanganmu?

p.s : sekarang, banyak yang aku rindu tapi tak luah. banyak yang aku sayang tapi tak luah, banyak yang aku benci tapi tak luah, banyak yang aku tak suka tapi tak luah, banyak yang aku menyesal tapi tak luah, banyak yang aku takut tapi tak luah, banyak yang aku penat tapi tak luah, banyak...

p.s.s : maafkan aku sebab sajak yang cam ....